Masjid Raya Raudatul Abidin ini terletak ditengah Desa Mersam Kecamatan Mersam, Masjid ini awal pembangunnya dilaksanakan pada tahun 1889, oleh beberapah tokoh, antara lain :
Darwis
Mat Isin
Jusuh
Bidin
Darmawan
H. Kadir
H. Abdul
H. Mutali Amin
H. Samat
K.H. Darmawan Uwik
H. Dolan
B. Rahim.G
H. Abbas
H. Jalil.B
H. Said
K.H. Umar Datam
H. Ali Basah
H. Hasan,Ch
H. Hasan.B
H. Karim
H. Mat Nor Bukti Sejarah Masjid ini adalah sebatang kayu Bulian yang dihiasi dengan pahatan ukiran khas daerah Batang Hari yang pada saat itu merupakan tiang utama Kubah Masjid, yang terletak dihalaman depan Masjid.
Kecamatan Muara Tembesi Kabupaten Batanghari dulunya dikenal sebagai pusat pemerintahan kolonial Belanda di Jambi. Jejak pemerintahan belanda di kecamatan ini masih bisa ditemui hingga kini. Bukti peninggalan belanda itu berupa bangunan yang dikenal masyarakat dengan sebutan Benteng Tembesi. Lokasi Benteng Tembesi ini berada di Kelurahan Pasar Tembesi. Benteng Tembesi terdiri dari lebih kurang enam bangunan. Seluruh bangunan itu dibangun Belanda untuk kepentingan mereka. Bangunan itu berupa rumah sebagai tempat tinggal orang-orang Belanda, penjara kolonial belanda, gedung bioskop pemerintah kolonial Belanda, sumur tempat mengubur para tentara pejuang, gudang persenjataan dan bangunan-bangunan pendukung lainnya. Benteng ini dibangun Tahun 1901.
Ir. H. Syahirsah, Sy dan Hj. Sofia Joesoef, SH resmi menjadi Bupati Batang hari dan Wakil bupati Batang hari periode 2016-2021 setelah dilantik dan diambil simpahnya oleh Gubernur Jambi H. Zumi Zola Zulkifli atas nama Mendagri, Rabu, 17 Februari 2016 di Pendopo Rumah dinas Gubernur Jambi di Jambi,
Penyebrangan Transportasi di Muara Tembesi Sebelum Pembangunan Jembatan Penyebrang Sungai Batanghari di Muara Tembesi, Dahulu Penyebrangan ini menggunakan Ponton untuk Membawa kendaraan yang akan menyebrangi sungai Batanghari.
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Batang Hari