Gerudo adalah alat yang digunakan untuk mengarak pengantin . Gerudo ini adalah tradisi adat budaya yang berasal dari salah satu Desa di Kabupaten Batang Hari yaitu Desa Mersam, di Kecamatan Mersam, Tradisi mengarak Pengantin memakai Gerudo ini sudah ada sejak lama, yang selalu dilestarikan oleh masyarakat mersam yang dilakukan di Resepsi Pernikahan.
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Batang Hari
Masjid Baiturrahman ini didirikan di Desa Rantau Kapas Mudo Kecamatan Muara Tembesi pada tahun 1937 secara gotong royong oleh masyarakat setempat dipelopori oleh dua orang tokoh yaitu H. Sukur dan Muhammad Daud yang mewakafkan tanah dan sebagian hartanya untuk tegak dan berdirinya rumah ibadah ini. Masjid yang sebagian besar bangunannya menggunakan bahan kayu bulian ini didanai oleh H. Sukur dengan tukan sekaligus artsiteknya Kades Bongkok yang bernama asli M.Nur. Bahan pembuatan masjid ini langsung didatangkan dari rimbo Tanjung Marwo dengan menggunakan kerbau-kerbau penarik yang langusng didatangkan dari Rawas, Sumatra Selatan.
Masjid ini didirikan oleh Muhammad Daud pada tahun 1885 M dan telah mengalami renovasi. masjid yang ada sekarang adalah hasil dari renovasi yang dilakukan masyarakat Desa Lopak Aur pada tahun 1957. Muhammad Daud mendirikan masjid ini untuk penyebaran ilmu agama di Desa Lopak Aur dan sekitarnya.
Foto ini adalah salah satu Gedung peninggal Belanda di Kabupaten Batang Hari tepatnya di Kecamatan Muara Tembesi, Dahulu gedung ini digunakan sebagai penjara oleh pemerintah kolenial Belanda yang di sebut Panis oleh masyarakat-masyarakat dahulu.